Kemarin kita diteror oleh broadcast kabar tsunami, pagi tadi obrolan dunia wassap di Malang didominasi oleh kabar melengkungnya jembatan Suhat. Gambar yang begitu dramatis membuat kabar itu tersebar begitu cepat dari satu grup WA ke grup WA yang lain.
teman saya coba edit gambar jembatan "lurus" suhat agar mirip dengan jembatan suhat versi melengkung, dan hasilnya : voila !
Saya gak tahu gambar tersebut hoax atau tidak, dan saya tidak peduli. Saya tahu bahwa jembatan Suhat memang dalam kondisi kritis, sudah udzur dan menurut laporan Jawa Pos beberapa waktu silam, tinggal menunggu ambruk. Tentu saja saya pribadi sudah mengambil langkah preventif sebisa yang saya lakukan. Tapi tentang gambar dan broadcast yang beredar, saya tidak peduli.
Kita hidup di jaman dengan teknologi komunikasi yang canggih, dan gaduh. Rame sana sini, ngumpul "ngegrup" sana sini, BC sana BC sini, ruwet. Sampai kita tidak bisa memilah dengan jernih mana yang faktual, mana yang kabar burung. Apalagi sang penyebar BC seolah tidak peduli apakah berita yang ia sebar hoax atau bukan. Alasannya : "Dari grup sebelah, hanya meneruskan info".
Hey, wake up ! tangio ! Bangun ! yang anda lakukan tidak sesederhana meneruskan pesan, bisa jadi yang anda lakukan adalah menyebar harapan palsu, menyebarkan ancaman dan ketakutan (seperti yang dilakukan para teroris), dan yang paling parah, menjadi penebar kebohongan. Dosa tauk.
Dulu hanya media massa yang punya cukup sumberdaya untuk berbicara pada publik secara massal. Tak hanya itu, mereka juga memiliki sistem tertentu yang dapat mencegah / meminimalisir mereka untuk menyebarkan berita hoax. Tapi di era keterbukaan Whatssap seperti sekarang, semua orang punya kemampuan yang sama. Sayangnya, tidak diiringi dengan kemampuan filter yang serupa.
Jadi sangat perlu , untuk THINK BEFORE SHARE. Dalam Islam malah dianjurkan untuk tabayyun dulu, tabayyun, bukan hanya berfikir, tapi melaukan tindakan pengecekan terhadap sumber informasi hingga anda benar benar yakin bahwa informasi itu betul, tidak ada yang ditambahi atau dikurangi barang sehuruf saja.
Anda harus turut bertanggung jawab terhadap pesan yang anda sampaikan. Tanggung jawabnya bukan sebatas "dari grup sebelah", tapi anda harus memastikan diri anda dan orang yang menerima pesan anda tidak terjebak pada pusaran kebohongan dan pemahaman yang keliru. Lebih baik diam daripada ngomong hoax bukan ?
sekali lagi, THINK, THINK, and THINK AGAIN, before you hit that share button.
*Ohya, seperti kata temen saya kukuh dan tentang jembatan Suhat, melengkung atau tidak, jembatan itu perlu diperbaiki, like ASAP !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar